
Kali ini saya mau berbagi tentang salah satu klien saya yaitu seorang nenek-nenek usia kurang lebih 65-70 tahun di Jakarta. Beliau ini punya keluhan sering ada suara-suara di kepalanya, seperti suara tetangga yang suka mengancam dan ada suara gending, karena di kampungnya (jawa tengah) dia punya gending.
Padahal gending itu sudah diletakkan di satu pojok rumah yang besar dan tidak pernah dimainkan. Tapi nenek-nenek ini merasa sering mendengarnya. Begitu juga dengan tetangganya yang kebetulan rumahnya suka dijadikan tempat anak-anak muda ngumpul, merokok, ngopi, mungkin minum-minuman keras juga. Si nenek merasa selalu mendengar suara ancaman-ancaman dari anak-anak muda itu. Sehingga dia ini takut dan tidak berani ke luar rumah, dan lebih banyak mengurung diri dalam.
Awalnya saya kira ini hanya sekedar halusinasi, yang selalu belebihan. Tetapi setelah dilakukan konseling sebanyak dua kali, ternyata terungkap ada emosi yang terperangkap di dalam dirinya yang harus dibuang (di-release). Jadi dia selalu berpikir dan mengikuti alur pikirannya jauh menerawang.
Sebenernya jika tiap-tiap orang mempunyai mindset yang baik, dia fokus pada proses prioritas yang harus dipikirkan, dia harus membuang jauh-jauh halusinasi itu. Namun setelah di telusuri lebih jauh lagi ini bukan sekedar halusinasi dan emosi yang terperangkap di tubuhnya itu.
Hingga dia akhirnya mengakui bahwa punya banyak dosa kepada almarhum suaminya. Lalu saya disini menyarankan kepadanya untuk banyak membaca istighfar pagi-sore kurang lebih 100-200 bahkan lebih banyak dari itu. Dan memohon ampun kepada Allah, terutama atas dosa-dosanya kepada almarhum suaminya.
Dia selama ini cukup keras dan cukup kuat ego-nya, lalu saya ajarkan bagaimana dia harus bisa meluluhkan ego-nya, menjadi orang yang tidak mau menang sendiri, seperti terhadap anak-anaknya yang lain, terutama perasaan bersalah dan berdosa kepada almarhum suami, yang harus dia minta ampunkan kepada Allah dan mendo'akannya, karena yang bersakutan sudah meninggal dunia, itu menjadi penyesalan yang sangat besar.
Setelah itu dilakukan berapa kali, beberapa hari kemudian agak lebih baik keadaannya. Tapi saya belum memberikan lagi konseling lanjutannya, menunggu perkembangan bagaimana keadaan klien itu. Yang jelas anak-anaknya menyatakan sekarang ibu lebih tenang, tidak terlalu ketakutan. Dan ini adalah salah satu efek bagaimana dosa yang belum dimintakan ampun kepada orang itu bisa mengganggu diri pribadinya.